RSS

Monthly Archives: March 2013

Cinta Tak Biasa

Kali ini tentang cinta
Tentang romantika
Tentang setia
Tentang saling terima
Tentang bahagia

Sepasang tuna netra
Tegap berdiri di pusat kota
Tundukkan angkuh peminta-minta
Tiada pernah bermuram durja

Dua pak kerupuk dipangkuannya
Sambil seorang balita bersandar di punggungnya
Balita mungil nan sempurna
Wakil orang tuanya tuk lihat dunia

Saksikanlah sepasang cinta
Dua manusia berhimpun tuk bahagia
Tak ragu mereka tawarkan dagangannya
Pada setiap jejak yang berlalu
Pada jejak yang mereka tak pernah melihatnya

Begitulah wajah cinta
Dua sosok manusia menyatu
Tak pernah tau rupa yang dicinta
Tapi tak pernah ragu akan setia

Inilah cinta
Bersama berpadu menjaga jiwa
Tiada terpikir tuk hanya menerima
Bergerak bersama, berdua, taklukkan semesta

Kepada sepasang cinta
Sepasang jiwa yang tiada lelah berbagi bahagia
Terkirim doa agar Tuhan karuniakan surga
Di mata hati mu yang lebih peka dari mata yang terbuka

Kepada sepasang romantika
Terlantun doa semoga Tuhan siapkan cerita
Alur indah untuk putra tercinta
Hingga tiada pernah ia berduka
Akhirnya yang tersisa hanya bangga
Untukmu sepasang sempurna

***

Persembahan cinta sempurna, untuk sepasang inspirasi, sepasang tuna netra dan putra kecil mereka yang setia berdagang kerupuk di depan Plaza Festival, komplek Rasuna Epicentrum-Kuningan, Jakarta

Kopaja 66
20.03.13 – 16.50 WIB

 
Leave a comment

Posted by on March 21, 2013 in Uncategorized

 

As Always

Nature_Other_Green_Park_011482_

Langit pagi masih mendung, kelabu
Belum terlihat titik mentari
Riuh rendah terdengar
Hiruk pikuk insan, senda gurau dan umpatan
Klakson mobil jalanan, suara peminta-minta
Asap hitam tak sungkan tampar udara

Inilah kisah tentang kesabaran tak bertepi
Memang begitulah seharusnya
Langkah gontai, wajah muram
Bayangan seakan kelabu
Gerak kian terbata
Sempat terfikir tuk mengluh
Muncul rasa ingin menolak
Hari-hari sulit tak kunjung usai
Sedih, pasti
Luka, mungkin
Berontak pada Tuhan, tak akan

Inilah insan Tuhan berhias keikhlasan
Selalu ada alasan untuk tetap bersinar
Bukankah kita memang terlahir untuk bersyukur dan bersabar?
Dan bila waktunya tiba, kelak kau kan dulang bahagia
Seperti seharusnya, skenario Nya Maha Sempurna

***

Super spesial untuk seseorang yang luar biasa. Senang bisa mengenalmu.

BT Lantai 10
20.03.13 – 10.12 WIB

 
Leave a comment

Posted by on March 20, 2013 in Uncategorized

 

Kapan Pulang?

Serempak
Setapak demi setapak
Tapak-tapak kecil melangkah gagap

Secarik koran rakyat kabarkan berita bahagia
Nama sang bocah tertera jelas
Ya,, saatnya tinggalkan rumah

Dibungkusnya beberapa lembar baju
Di pak nya lembar-lembar ijazah
Tak lama,,
Melangkah ragu, tapi tetap harus maju

Hari ini sang bocah sudah harus dewasa
Tanah rantau siap jadi saksi bait-bait langkah
Jauh dari keluarga mungkin harus dianggap biasa
Tak boleh mengeluh, kampung halaman titipkan berjuta asa

Tanah kelahiran mencium semerbak wangi anak rantau
Menaklukkan ibukota berbekal doa
Anak kampung berdiri setara warga intelek ibukota
Tapi memang demikian
Doa ibu sumber segalanya

Untukmu yang rela tinggalkan manja
Padamu yang telah berperan dewasa
Hari hari ini tanah kelahiran titipkan salam bangga
perjuanganmu tak kan sia-sia

Di sini, Di tanah kelahiranmu
Bocah-bocah kecil agungkan namamu
Rasa-rasanya hampir semua mengidolakanmu
Tak ragu mereka memujimu

Entah bagaimana engkau di tanah rantau,
Tapi bagi mereka kau luar biasa
Terima kasih sudah menginspirasi mereka
Anak-anak yang mulai berani menatap dunia

***

Super spesial untuk semua anak rantau dimanapun berada. Kalian Luar Biasa!!

BT Lantai 10
19.03.13 – 09.29 WIB

 
1 Comment

Posted by on March 19, 2013 in Uncategorized

 

Rasanya Rasa Rasa

sunyi

Entahlah…
Entah apa namanya
Segenggam rasa yang tak biasa
Ah.. atau mungkin hanya rasa biasa?
Sebuah rasa yang berbeda…rasa yang rasa-rasanya tak seperti yang biasa
Atau ini hanya rasa biasa dalam kemasan berbeda?

Ada apa ini?
Aku tak yakin
Tapi aku mulai takut
Apa aku terjebak kembali?
Kenapa rasanya lebih bodoh dari keledai yang tak jatuh di lubang yang sama

Rasa ini..
Seperti bait-bait langkah bersama
Gelak dan tangis yang setia membersamai
Hari-hari melelahkan berhias kebahagiaan
Mungkin ini rasa itu
Rasa yang selalu aku tolak untuk ku kenali

Tapi..
Rasa-rasanya dulu aku pernah disini
Bukan..bukan disini
aku pernah terjebak pada rasa ini
Tapi kemudian aku terperosok sendiri
Ya..mungkin ini rasa yang sama dengan rasa itu

Tapi apa mungkin ini rasa yang sama dengan memori laluku?
Gelak bahagia yang harus rela kubagi?
Atau mungkin sepahit rasa yang harus kulepas seutuhnya?
Ah..kalau ini rasa yang sama
lebih baik kusudahi saja
Toh pada akhirnya manusia akan tetap sendiri
Bayangan bahagia masa lalu hanya bekal cerita pemecah sunyi
karena setiap manusia adalah sendiri

Aku tak percaya lagi..

***

Tidak terinspirasi dari apapun. hanya sedang berimajinasi

BT Lantai 10
19.03.13 – 08.17 WIB

 
Leave a comment

Posted by on March 19, 2013 in Uncategorized

 

Surat Imajinatif

Saatnya menulis kembali!
Berikut sebuah imajinasi lanjutan dari saya, hasil cenayangan dan pemikiran mendalam. Kelak ini akan menjadi harta warisan untuk anak lelaki saya, saat ia mencapai usia-usia galau, saat menginjak angka 21 hingga 26 tahun mungkin.

***

Nak, saksikanlah bukti cintaku padamu. Mungkin aku sudah sangat tua saat kau membaca tulisan ini, atau paling tidak aku tak semuda saat aku menuliskan pesan ini padamu. Aku tuliskan pesan cinta ini di 18 Maret 2013, beberapa tahun sebelum kemunculanmu di semesta. Aku tuliskan pesan ini hari ini karena aku merasa saat ini (2013) aku berada pada usiamu saat kau membaca tulisan ini (2000 sekian).

Anakku yang baik. Usiamu saat ini adalah saat dimana kau pantas untuk ku sebut sebagai pemuda. Pada pundakmu kutitipkan cita-cita dan harapan yang mungkin sudah aku kubur sebelumnya. Padamu hari ini aku percayakan mimpi mulia masa mudaku. Jadilah anak laki-laki yang tangguh, jangan cengeng, jangan melempem. Jangan pernah merasa bahwa masalahmu lah yang paling berat di dunia ini. Lapangkan hatimu. Buatlah dirimu bermanfaat bagi lebih banyak orang.

Perlu kau pahami nak, orang yang hanya hidup untuk dirinya sendiri, akan hidup sebagai orang kecil dan mati sebagai orang kecil, tapi mereka yang hidup untuk banyak orang akan hidup sebagai orang besar dan tak kan pernah mati.

“Taukah kau nak, satu sendok garam di dalam segelas air.”
“Bisa kah kau bayangkan bagaimana rasanya?”
“sangat asin bukan?”
“Tapi coba kau bayangkan kalau satu sendok garam itu kau tumpahkan ke sebuah danau”
“mungkinkah ia masih membawa pengaruh?”

Pun begitu hatimu. Kalau hatimu hanya kau jadikan seluas gelas, maka masalah sesederhana apapun akan tetap saja berpengaruh padamu. Lapangkan hatimu, luruskan prasangkamu. Jangan kau terlalu banyak berasumsi, menebak-nebak hal yang tidak kau pahami. Itu hanya akan menjadi rasa was-was yang tak beralasan, dan akhirnya kau lelah sendiri olehnya sehingga kebermanfaatanmu bagi orang-orang di sekelilingmu kian tiada. Kuatkan ilmu agama, perbanyak ilmu dunia, luaskan jangkauanmu. Kau adalah harapanku. Tentu kau paham betapa bangganya aku jika kelak aku akan menjadi ibu dari seorang pembawa kebaikan? Betapa bangganya aku jika kelak kusaksikan engkau berdiri bersama pemuda seusiamu menjadi solusi bagi banyak permasalahan ummat. Ah anakku, terima kasih sudah menjadi luar biasa.

Anakku yang tampan. Ketahuilah bahwa usiamu saat ini adalah usia rentan, banyak godaan, banyak kegalauan. Diusia seperti ini, kau mungkin sudah “merasa” mengenal wanita. Tak mengapa Nak, sungguh itu wajar, aku paham. Tapi tahukah kau nak, wanita itu terlalu “lemah” untuk diberi perhatian. Wanita itu jarang sekali menggunakan logikanya, semua melibatkan perasaan. Mungkin menurutmu ini bodoh. Tapi ya begitulah wanita, dominasi perasaan itu menjadikan rasa kasih sayang yang ada dalam dirinya begitu besar. Bukankah sering kau lihat bahwa wanita lebih gampang terenyuh? Bukankah sering kau saksikan wanita gampang meneteskan air mata saat ada yang tidak layak? Begitulah..

Bahkan Allah SWT memuliakan mereka karena kasih sayang itu. Aku ingat salah satu hadist Rasulullah kalau tidak salah “Doa wanita itu lebih mudah dikabulkan Allah karena rasa kasih sayang yang ada dalam dirinya. Allah tidak akan menolak doa dari orang yang dipenuhi rasa kasih sayang”.

Maka demikianlah mereka. Jangan kau bermain-main dengan perasaan mereka. Mungkin menurutmu ini perkara simpel, tapi tahukah kau nak, banyak pria yang hancur karena sering menyakiti wanita? Dan lebih banyak lagi, wanita menderita karena rasa itu, rasa yang aku yakin kau paham maksudku. Jangan kau fikir fisik tampanmu adalah segalanya, kau keliru. Kelembutan hati dan rasa peka lah yang harus kau asah dan menjadikanmu lebih dari yang lain.

Menjadi anak laki-laki itu gampang-gampang sulit. Maka pada hari ini, aku ingin wariskan padamu warisan yang mungkin tak bisa kau rupiahkan, tidak juga bisa meringankan kebutuhan hidupmu hari ini, tapi inilah bukti cinta yang aku tuliskan saat aku berada pada usiamu saat ini.

Kepada putra lelakiku yang tidak dilahirkan untuk jadi orang biasa, jadilah kau pribadi yang bertanggung jawab. Optimalkan semua potensimu, jangan cepat menyerah pada keadaan. percayalah, orang besar tidak dilahirkan dari kemudahan dan fasilitas, mereka tidak muncul dari kemewahan dan kondisi serba ada. Berjuang dan berkorban, rasakan nikmatnya.

Jika hari-hari ini kau merasa sudah siap untuk mengambil alih tanggung jawab orang tua seseorang, maka kau harus yakinkan dirimu mampu. Jangan cuma kau andalkan kata-kata gombal dan harapan-harapan palsu. Aku tidak rela anakku menjadi seorang lelaki pengecut. Kuatkan interaksimu dengan Pemilik Hati, perbanyak ibadahmu, kuatkan ruhiyahmu, jangan hanya sibuk dengan #modus dan #kode (Aku harap kau paham maksduku. Saat aku menulis ini, istilah #modus dan #kode sedang familaiar – ini 2013 berbeda dengan zamanmu aku rasa). Jika sudah yakin, aku siap mendampingimu menjemput bidadari yang Allah persiapkan untukmu.

Kau anak lelakiku, pahamilah, perempuan itu begitu halus rasanya. Lelah fisik tak mengapa baginya asalkan kau selalu jaga perasaannya. Bukankah banyak kau saksikan keluarga sederhana yang berjuang dari nol, keterbatasan ekonomi bukan halangan, asalkan kau bisa jaga hatinya. Tapi jika dengan segala kemapanan finansial kau berfikir boleh menyakiti hatinya, kau keliru nak. Tapi memang aku akui, kematangan finansial perlu untuk kau perjuangkan. Bukankah kau ingin anak-anakmu kelak sehat dan cerdas? Bukankah kau ingin bisa berkunjung ke tanah suci bersamanya yang kau cinta? Tak masalah jika dia yang kau cinta kelak memang harus bekerja, hargai dia, bimbing dia, ingatkan dia. Jangan kau dominankan emosi mu untuk mendidiknya. Percayalah, dengan kasih sayang dia akan lebih mudah kau tuntun seperti yang kau mau, tentunya seperti yang Dia tuntunkan untukmu.

Anakku yang sholeh, jadilah imam yang baik bagi keluargamu kelak. Perbanyak ilmu agama, perluas wawasanmu, perkuat hubunganmu dengan al-qur’an. Kau adalah imam, kau adalah pemimpin, kau harus siap untuk bisa melakukan segalanya. Kau akan menjadi contoh, untuk keluargamu, anak-anakmu, tetanggamu, masyarakatmu. Tidak pantas kau berkata tidak tahu, bukankah sangat mudah bagimu untuk memperoleh informasi apapun?

Anakku, apa kau mulai bosan dengan celotehan bawel ku? tapi percayalah, aku hanya ingin kau tahu caraku menilai lelaki seusiamu saat aku diusiaku menulis warisan ini. Aku harap kau paham

Dari aku, Ibu yang menyayangimu

18 Maret 2013

***

Imajinasi bin cenayangan sore-sore, memenuhi permintaan seorang kawan. Semoga ga ada yang tersinggung. Semua berdasarkan imajinasi dan wawasan saya pribadi. Sangat wajar jika ada yang tidak sepakat. Sekian

BT Lantai 10

18.03.13 – 15.26 WIB

 
Leave a comment

Posted by on March 18, 2013 in Uncategorized

 

Rabu 20 Maret Sore Hari

“Kala itu, Rabu 20 Maret, sore hari, saat angin bertiup sepoy-sepoy, angin yang hanya menggerakkan daun telinga, tak sampai menyentuh gendang telinga” _Iman

Kali ini tentang Iman. Eh tapi bukan iman dalam pandangan agama yang secara harfiah berarti percaya. Ini tentang seorang kawan yg unik dan menarik, Iman. Entah apa yg ada dalam bayangan kalian ketika saya menulis tentang Iman. First of all saya mau konfirmasi dulu bahwa tulisan ini saya persembahkan untuk seorang Iman, kawan baik yg baru saya kenal September 2012. Tak lama memang jika dihitung sampai hari ini, tapi jujur saya terkesan #bukanmodus.

Saya mengenal Iman lewat tulisan, jauuuh sebelum saya bertemu dengannya di dunia persilatan. Iman dalam bayangan awal saya adalah seperti tulisannya, kreatif, nyeni, dan berwawasan luas. Tak butuh waktu lama untuk saya buktikan imajinasi itu di dunia nyata. Ya, memang demikianlah iman, seorang seniman, arkealog, antropolog dan mungkin psikolog. Sebuah paket lengkap yang unik juga somplak. Mungkin karena waktu perkenalan saya dengannya bisa dibilang singkat, tidak berlebihan kalau saya katakan Iman tidak pernah bersedih, Iman selalu ceria, Iman pilih-pilih makan, Iman kreatif dan Iman pecinta wanita -__-“.

Memori awal pertemuan saya dengan Iman adalah di sebuah pulau Indah di republik ini, melalui perantara Sapardi Djoko Darmono. Sebuah puisi sederhana yg sudah lama saya dengar tapi kemudian menjadi tak biasa saat Iman membacakannya kembali di atas kapal dibawah lembayung senja selat Sunda. Ya, saya dan seorang sahabat istimewaku menjadi “korbannya” kala itu. Begitulah kami, laskar teknik yg biasa tenggelam di dunia serba eksak disuguhkan bahasa yang mendayu dan menyentuh,, meleleh. Semakin kami histeris dengan atraksinya, semakin Iman beraksi, menjadi-jadi.

Cerita berlanjut dengan perjalanan-perjalanan tak biasa dengan dua digit sahabat lainnya, ke gunung, mall, bioskop, kampus, lapangan olah raga sampai basecamp,, ah,, memang disini terkumpul orang-orang tak biasa, unik, menarik, diluar prediksi. Perjalanan dengan bumbu sejarah, politik, agama, seni, semua bisa diberikan Iman. Begitulah Iman, berwawasan luas, senang bercerita, pintar menarik audience.

Iman, manusia super unik dengan kata2nya yang langsung terekam dengan baik di benak saya. Mulai dari awan, daun, bambu, petir, pohon jati,,aaahh,,, suliit,, saya hampir tak percaya ada orang seperti Iman.

“Aku bukan kampung halaman, tapi padaku kau bisa temukan kenangan”

“Malam hanya menyisakan 2 hal, rasa kantuk dan rasa rindu”

“Aku adalah daun yang menyerap sinarmu di segala musim”

Itu baru sebagian kecil dari celotehan Iman yang tersimpan cukup baik di memori saya.

Sebuah lagu yang belum pernah saya dengar sebelumnya pun sekarang begitu akrab di telinga, dan tentu saja bagi saya lagu ini berarti Iman, unik, koplak

“Parfummu dari Paris, sepatumu dari Itali
Kau bilang demi gengsi, semua sea luar negeri”
Aku suka jaipong, kau suka disco o o
Aku suka singkong, kau suka keju o o
Aku dambakan seorang gadis yang sederhana”
_Gombloh

Dialah Iman sang ahli rekayasa cinta, dialah Iman yang dengan segala elastisitasnya mampu menghangatkan suasana, dialah Iman, pecinta hujan, dialah Iman yang dipercaya banyak manusia untuk tempat bercerita,, sekali lagi, Unik!

Tapi jauh di balik itu semua, saya yakin Iman tak sekuat itu, Iman tak se pede itu, Iman tak seceria itu,, Iman hanya sedang berakting, Iman hanya sedang menyerap sinar untuk tetap hijau.

***

Memenuhi permintaan seorang Ijonk Muhammad Adi Nugroho. Sebuah tulisan biasa untuk dewan syuro yang luar biasa

Jati asih, 17.03.13
21.45 WIB

 
3 Comments

Posted by on March 17, 2013 in Uncategorized

 

Gadisku

Naah, ini tulisan saya hari ini, Jum’at 15 Maret 2013. Sebuah tulisan imajinasi yang saya persembahkan untuk anak perempuan saya kelak, mungkin baru akan dibaca olehnya sekitar 20 tahun lagi, hehe. Tulisan imajinatif yang sedikit banyak terinspirasi dari orang-orang sekitar dan pengalaman hidup saya sendiri.

Bidadari Kecil

MotherDaughter

Yang tersayang, anak perempuanku
Kepadamu bidadari kecilku
Puteri kecil yang akan selalu menjadi gadis kecil dimataku
Gadis kecil yang dulu tangannya erat menggenggam jemariku
Gadis kecil yang terisak menangis di pundakku
Gadis kecil yang mengadu saat seorang anak nakal mengganggumu

Hari-hari ini…
Gadis kecil ku mulai punya banyak kawan
Gadis manjaku sudah punya banyak kegiatan
Gadis manisku sudah mulai sulit kutemukan
Senandungmu sekarang berbeda
“Ayah, Ibu, sepertinya aku menginap di rumah teman”,
“Ayah, Ibu, akhir pekan ini aku ada acara sama teman”,
“Ayah, Ibu, selamat ulang tahun, maaf ya cuma lewat telfon, aku belum bisa pulang”,

Ah…
Gadis kecilku sudah remaja rupanya
Hari-harinya bersamaku tak lagi sebanyak dulu
kalau dulu dia tidak makan tanpa ku suapi,
sekarang sulit sekali bagi kami makan bersama
kalau dulu dia sepenuhnya milikku,
sekarang dia sudah punya dunianya sendiri

Putri manisku,
Betapa bangganya aku dengan segudang prestasimu
Air mata bahagiaku kala kau senandungkan ayat suci dengan suara merdumu
Merinding aku kala tau kau tak pernah tinggalkan tahajudmu
Takjub aku saat tau puasa sunnah jadi hal biasa bagimu
Entah apa rasa di hati ini, demi mereka yang lapar kau tahan makanmu
Syukurku pada ilahi Rabbi karuniakan bidadari sepertimu

Bidadari kecilku,
Sehebat apapun kamu di luar sana Nak,
dihadapanku kau tetaplah gadis kecilku
Aku akan selalu pasang badan untukmu
Aku akan melindungimu walau mungkin kau tak butuh
Aku akan menuntunmu walau mungkin ku tak mampu
Tak setapak pun langkah kau ayunkan tanpa kuiringi doaku

Kutitip dirimu pada Sang Pemilik jagad
Semoga Ia selalu menuntunmu menuju kebaikan
Semoga Ia karuniakan kesehatan dan ketaatan
Semoga Ia berkahi setiap langkah dan helaan nafasmu
Hingga kelak kita bersama di tempat terindah di sisiNya

***

Random post

BT Lantai 10
15.03.13 – 14.54 WIB

 
Leave a comment

Posted by on March 15, 2013 in Uncategorized

 

Perempuan

Entah karena didikan dari orang tua2 dulu, entah lingkungan sekeliling, atau mungkin juga pengalaman masa lalu. Bagi sebagian besar orang Minang, mendidik anak perempuan adalah perkara yang sangat penting. Kalau tidak mau dikatakan lebih penting dari anak laki-laki, paling tidak urgensi mendidik anak perempuan dan anak laki-laki adalah SAMA.

Bagi keluarga minang, anak perempuan menempati posisi yang mulia. Dia adalah penerus generasi kaum (suku). Itulah mengapa mereka harus cerdas dan “bisa diandalkan”. Tapi poin yang ingin saya ceritakan sekarang bukan tentang suku Minangkabau. Sekarang saya hanya sedang ingin berbagi nasehat yang biasa saya dapatkan dari “rumah”, orang tua, nenek, tante dan tetangga yang semuanya sangat “minang sekali”.

Menurut nenek saya, anak perempuan bukan berarti harus “di rumah saja”, melakukan pekerjaan domestik, tidak melakukan aktualisasi diri, tidak bergaul dengan masyarakat. Anak perempuan harus cerdas, bisa diandalkan, pandai bermasyarakat, dan BERPENGHASILAN SENDIRI.

3447190606_48625d0bae_z

Berpenghasilan sendiri, inilah poin yang sedang ingin saya ceritakan. Tanpa niatan merendahkan laki-laki sebagai pemangku kewajiban mencari nafkah, keberadaan perempuan sebagai partner hidup pun juga bisa ambil peranan. Meskipun mencari nafkah itu bukan kewajiban perempuan, tapi mari kita mencoba untuk berfikir realistis bahwa biaya hidup yang tinggi menjadikan perempuan tetap harus berpenghasilan (tidak mesti bekerja di kantoran). Biaya pendidikan dan kesehatan menjadi hal yang perlu untuk diperjuangkan dan merupakan kebutuhan primer yang harus dijamin ketersediaannya. Tidak jarang keharmonisan harus dipertaruhkan karena krisis kebutuhan primer.
Itu baru satu alasan kenapa anak perempuan harus tetap berpenghasilan.

Alasan kedua yang sebenarnya penting ga penting sih, tergantung prioritas masing-masing, membantu orang tua dan keluarga. Secara prinsip, ini mungkin bukan lah suatu kewajiban. Saat seseorang sudah memiliki “tanggung jawab baru”, maka sebenarnya tidak ada kewajiban untuk menafkahi orang tua atau keluarga. Ini murni masalah perasaan. Nah, ketika seorang perempuan yang sudah “lepas” dari tanggung jawab orang tuanya, saya rasa wajar jika ada keinginan untuk membahagaiakan orang tua dan meringankan beban saudara2nya. Ketika perempuan tidak memiliki penghasilan sendiri, tentu akan sulit baginya mewujudkan bakti sebagai anak dalam hal meringankan permasalahan finansila orang tua (walaupun mungkin sebagian besar orang tua tidak menuntut apapun). Demikian juga jika ia memiliki keinginan untuk melakukan berbagai kegiatan sosial, apapun bentuknya.

Alasan yang lebih ekstrim yang kita tidak pernah harapkan, saat takdir berkata lain, masa dimana perempuan harus mengambil peran sebagai penanggung jawab finansial keluarga, entah karena sang penanggung finansial meninggal dunia atau berpisah karena perceraian (naudzubillah). Ini adalah hal sulit yang tidak kita harapkan tapi harus dipersiapkan. Menurut nenek dan ibu saya, siapkan diri untuk kemungkinan terburuk, agar jika masa itu pun akhirnya menghampiri, tiada terfikir untuk “tenggelam” dan “melarikan diri”. Kalaupun ada kesedihan yang mendalam, itu wajar, tapi hidup harus tetap berlanjut. The show must go on.

Ini baru beberapa alasan sederhana yang diwariskan oleh nenek dan ibu saya kepada anak cucunya yang mulai beranjak dewasa. Pelajaran2 seperti ini tidak diperoleh di bangku2 kuliah, tapi tulus dari pengalaman hidup dan harapan untuk kehidupan generasi mendatang yang lebih baik.

Segini dulu deh ya, semoga bermanfaat dan bisa jadi inspirasi.

to be continued,, kapan-kapan saya sambung lagi.. In syaa Allah

BT. lantai 10
14.03.13 – 15.35 WIB

 
Leave a comment

Posted by on March 14, 2013 in Uncategorized

 

PEHAPE

Danbo female

PHP.
Belakangan aku dan lingkungan sekitarku sangat akrab dengan istilah ini. Buat yang belum tahu, PHP itu artinya pemberi harapan palsu. Jadi, dalam kasus per-PHP an ini, biasanya oknum memberi signal2 positif pada target (mungkin selanjutnya kita sebut sebagai korban) tanpa ada maksud apapun (red: plan jangka panjang) . Oknum pelaku PHP biasanya tercitrakan dengan sangat baik terutama di hadapan target. Oknum akan terlihat “manis” dan peduli pada target walaupun mungkin dalam pikiran oknum, itu hanya hal biasa saja.

Secara umum, target (red:korban) PHP adalah cewek, artinya oknum pelaku PHP adalah cowok. Cewek sebagai makhluk yang di dominasi perasaan, biasanya seringkali jadi korban PHP. Apalagi yang masih “polos” dan “belum biasa” bergaul dengan cowok. Perhatian-perhatian kecil dari cowok menjadi hal yang dianggap “sesuatu”, padahal boleh jadi menurut si cowok itu hanya hal biasa dan dia berikan ke hampir semua orang dihidupnya.

Menurut seorang kawan, PHP terjadi karena SMS (salah membaca sikap). Saya sepakat juga sih. SMS ini adalah penyebab awal penafsiran berlebih atas perhatian cowok. Pada akhirnya, akan muncul berbagai harapan2 yang mungkin bagi si pelaku PHP (cowok) tidak terfikirkan. Karena ini pembahasan tentang PHP, maka ending yang umum terjadi adalah cewek akan tenggelam dalam angan2 sehingga sulit bernafas dan akhirnya sakit hati. Kasian.

Jadi, kepada para pria d seluruh jagad pergaualan masa kini, harap untuk tidak PHP kepada cewek2 yang ada di sekitar anda. Kasian mereka. Perempuan itu dominan perasaannya, sangat sulit bagi mereka untuk menggunakan logika. Ketika mereka merasa ada yang “care berlebih” maka akan muncul harapan-harapan selanjutnya yang mungkin tidak terfikirkan oleh para pria sebagai aktor PHP mayoritas.

Apalagi jika korban PHP adalah mereka yang “mengerti agama”, mengerti etika pergaulan, mengerti bahwa tidak ada pacaran dalam islam, maka nasib mereka jauh lebih tragis. Mereka hanya akan menyimpan harapan itu dalam diam atau sesekali “menyindir” dengan becandaan2 yang sebenarnya #kode a.k.a #modus. Jika pada akhirnya “harapan palsu” yang dipupuk dengan tidak sengaja itu harus kandas (misalnya si oknum PHP “jadian” dengan cewek lain) maka yang tersisa adalah isak tangis dipojokan ruangan tanpa cahaya. Butuh waktu lama untuk menyembuhkan luka.

Kepada para wanita, saya himbau dengan penuh semangat, jangan mau jadi korban PHP, cobalah untuk logis dan jangan terjebak dengan perhatian-perhatian kecil atau sekedar “hadiah” dari para aktor PHP. Walaupun perempuan memang di dominasi oleh perasaan, tapi cobalah sesekali gunakan logika, supaya kalau terjebak PHP bisa segera bangkit dan Move On. Hahahahaa. Sekian

****

Tulisan iseng karena sedang tidak ada pekerjaan mendesak yang harus dilakukan. Semoga bermanfaat dan maaaaaf bangeet kalau ada yang tersinggung. Tulisan ini murni pemikiran pribadi dan beberapa pengalaman dari kawan2 saya. Tidak untuk menyindir siapapun. Walaupun ini tulisan iseng, tapi tulisan ini saya persembahkan wa bil khusus kepada saudara/i ku di AADT, terutama para oknum dan korban PHP,.. * peace ^_^V

BT Lantai 10
14.03.13 – 12.18 WIB

 
Leave a comment

Posted by on March 14, 2013 in Cerita buat Oboy, Uncategorized

 

Tags: , , ,

Cita-Cita Biasa

well,,, akhirnya saya mau nulis lagi nih, tulisan santai aja, semacam ngobrol gitu deh ya

Jadi, tadi malam tepatnya tanggal 13.3.13, saya kembali mengarang mimpi bersama seorang kawan yang pernah saya ceritakan sebelumnya. Seorang kawan terbaik yang sekarang sedang berada di pulau seberang.

danau-kuno

Jika sebelumnya kami bersemangat merangkai mimpi untuk hal-hal “duniawi”, naah semalam kami merangkai mimpi ukhrawi, cita-cita luhur untuk akhirat yang lebih baik.

Sedikit bocoran, pada dasarnya saya dan kawan saya ini adalah perantau yang bercita-cita membangun kampung halaman.
“setinggi-tingginya bangau terbang, kelak dia kan kembali ke kubangan juga”. Pun kami, sejauh apapun merantau, selalu rindu dengan kata pulang. Entah bagaimananpun kondisi kampung halaman, tetap saja pesonanya luar biasa bagi kami, anak rantau.

Ok, kembali ke inti pembicaraan yang ingin saya tulis. Mimpi yang kami “karang” tadi malam adalah tentang sebuah harapan menjadi bagian dari peradaban. Mmmm,,, bahasanya terlalu tinggi, simpelnya, kami ingin menjadi bagian dari pembawa manfaat bagi banyak manusia, berperan sekecil apapun untuk mempersiapkan generasi terbaik ummat ini.

Kelak, kami akan membuat sebuah sekolah tahfidz qur’an , entah di kampung sendiri atau di kampung orang lain, tidak masalah, yang penting bisa membawa manfaat sebesar-besarnya dan seluas-luasnya bagi masyarakat. Punya begitu banyak murid yang lucu-lucu, sholeh dan sholehah. Akan ada banyak apresiasi untuk mereka yang luar biasa. Setiap hari akan ada lantunan ayat suci yang keluar dari mulut-mulut kecil tanpa dosa. Kasih sayang dan suasana sekolah yang hangat antara guru dan murid, saling peduli, saling menyayangi. Indah sekali.

Kami sadar sepenuhnya ini bukan murni masalah kesiapan materi. Membangun sekolah tahfidz ini lebih butuh kesiapan mental. Semalam kami juga saling bertekad untuk memperbaiki diri hingga kelak Allah buka kan jalan-jalan kemudahan untuk mewujudkan cita-cita mulia ini. In syaa Allah

***

As always, postingan ini akan menjadi catatan mimpi kami yang kelak akan di bongkar untuk diwujudkan di dunia nyata. Semoga Allah senantiasa membimbing dan memberikan kekuatan tekad. Semoga “beratnya” dunia tidak menjadikan kami “memangkas” cita2 ini. Semoga Allah memnataskan saya dan kawan baikku ini untuk senantiasa memperbaiki diri dan mencintai apa-apa yang Allah cintai, salah satunya untuk bisa mencintai Al-Qur’an. AAmiin

BT Lantai 10
14.03.13 – 10.06 WIB

 
 

Tags: , , ,