Hidup tidak melulu tentang passion, tidak melulu tentang hal2 yg kita senangi,, tidak tentang apa2 yang mungkin paling membuat kita bahagia (paling tidak untuk saat ini).
“Hidup bukan hanya sekedar hobby,, hidup butuh keseimbangan, hidup butuh tanggung jawab”.
Kira2 seperti itulah kutipan salah satu dialog d film “madre” yg dibintangi Vino G Bastian dan Laura Basuki yang sempat saya tonton di 21 Blok M Square bersama Ade.
Menarik. Saya sangat sepakat dengan penggalan kalimat tersebut. Tentunya akan sangat menyenangkan ketika kita bisa bergerak, menghabiskan waktu, mengisi usia dengan melakukan hal2 yg paling kita senangi, walaupun mungkin menurut orang lain itu sama sekali tidak menarik.
Seperti saya misalnya,, sangat ingin menjadi seorang guru taman kanak-kanak. Alasannya sederhana, karena saya sangat menyukai anak-anak dan menurut saya masa di taman kanak-kanak adalah fase yg penting dalam perkembangan mental anak-anak, dan saya ingin menjadi bagian dari fase itu. Itu saja.
Ada lagi kawan saya yg passionnya adalah membangun Indonesia di pelosok yang nyaris tak tersentuh, membangkitkan semangat untuk bisa ikut merasakan bahwa Indonesia adalah negara yg merdeka, berdaulat, mengajak untuk berani bermimpi, membangun kesejahteraan dengan energi dan mimpi2 lain yang mungkin orang lain tak sempat memikirkannya.
Lagi-lagi hidup bukan hanya tentang memperjuangkan passion. Ada tugas, ada tanggung jawab, ada harapan. Passion memang berhak untuk diperjuangkan, tapi perjuangan untuk passion itu masih bisa menunggu.
Mungkin banyak juga yang mengalami hal serupa, saat passion kita tidak sejalan dengan harapan orang tua. Orang tua dengan segala kebijaksanaan dan pengorbanannya berhak punya harapan tentang akan menjadi apa kita kelak. Sangat wajar ketika org tua mendambakan anak yang bisa “dibanggakan” dihadapan kawan-kawan mereka atau kerabat yang lain.
Menurut saya, tidak berlebihan kalau kita menunda memperjuangkan passion dan mimpi pribadi demi mewujudkan harapan orang tua. Boleh jadi harapan yang dia titip di pundak kita adalah harapan yang juga dititipkan oleh beberapa generasi sebelum mereka. Mulia bukan ketika kita bisa memberi mereka bahagia dengan “menyempatkan” diri menjadi seperti yang mereka harapkan, tentunya dengan tidak melanggar janji setia pada Sang Pencipta.
Entahlah,, saya merasa begitu yakin akan ada masanya passion itu untuk diperjuangkan. Apalagi ketika penundaan kita lakukan dalam rangka berbakti pada orang tua. InsyaaAllah akan ada jalan yang lebih indah untuk memperjuangkannya.
Ini hanya masalah waktu, masalah menentukan urutan langkah. Semoga setiap pengorbanan berbekal keikhlasan dan kelak di ganjar surga.
Aamiin
Mayasari Bakti AC 05 Blok M-Bekasi
23.04.14 – 17.30 WIB