Papa Ayah Bapak Abi

Kepada semua papa
Kepada semua ayah
Kepada semua bapak
Kepada semua abi

dengarlah salam cinta penuh takzim dari kami
anak-anak beruntung yang lahir ke semesta
salam hormat penuh seluruh

Harihari ini, kami, putra putri mu rasanya sudah mampu berdiri sendiri
kaki-kaki kecil yang dulu kau tuntun, sekarang telah tegap tatap dunia
Suara tangis bising yang kerap bangunkan tidur malammu telah mampu suarakan harapan

Saksikanlah kami,
anak usil yang dulu tak hiraukan lelahmu
anak lucu yang dulu selalu jadi sumber energimu
anak bandel yang sering menggerutu karna aturanmu

anak nakal mu itu kini berdiri tegap dihadapan semesta
nama harum mu kuatkan pundak ini
lelah tubuhmu bangkitkan jiwa ini
tetes keringatmu lenyapkan dahaga ini

untukmu,
Pria pertama dan terbaik di sepanjang hidup kami
yang kaki-kaki nya tak lagi sekuat dulu
yang pundak-pundaknya tak lagi setegap dulu
yang tubuhnya tak lagi sekekar dulu

semoga Sang Cinta anugrahkan kasih sepanjang usia
semoga Sang Agung kuatkan tubuhmu yang tak lagi muda
Semoga Sang Mulia ganjarkan pahala hingga ujung masa

Untukmu,
Saksikanlah betapa aku mencintai mu
semoga Ia beri waktuku tuk tunaikan harapmu
semoga Ia tuntunkan aku tuk menuntunmu
Berjalan beriringan menuju jannah abadi

****

Ceracauan singkat untuk semua papa, ayah, bapak dan abi di seluruh dunia. Anda adalah pria terbaik di hadapan kami. Derap langkahmu selalu jadi sumber inspirasi kami. Mungkin jarang kami ucapkan cinta padamu, entah karena malu, entah karena gengsi, entah karena tak biasa. Tapi dari lubuk hati yang paling dalam percayalah betapa kami mencintaimu.

Entah apa yang bisa kami berikan padamu. Tak pernah sekalipun kau meminta. Bagimu bahagiaku adalah bahagiamu. sedihku adalah deritamu. wajah tegas dan tegar selalu jadi andalanmu.
Tapi aku tau kau mungkin sering kecewa karena ku, mungkin anak orang lain lebih sering membanggakanmu, mungkin langkahku tak seperti yang kau mau.
Tapi percayalah, aku mencintaimu. Jauh di lubuk hatiku, aku ingin menjadi yang kelak membimbingmu menuju surgaNya.

BT. lantai 10
07.03.13 – 14.07 WIB

 

Untukmu

**************************************************************************************************

Jika hari ini kau bersedih, nikmati lah
jika hari ini kau ingin menangis, menangis lah
Jika bebanmu terasa kian berat, bersandarlah, beristirahatlah sejenak

Hari ini dan beberapa hari kebelakang
Dia sedang ingin mengujimu
Dia sedang mendidikmu
Dia sedang membuka jalan pahala bagimu
Dia begitu mencintaimu

Tidak kah kau lihat bahwa skenarioNya begitu sempurna?
Dia sudah mempersiapkan segalanya
Dia lah yang mengatur supaya hari-hari baktimu adalah saat kau memang tidak akan mengabaikan amanah yang lain
Dialah yang merancang sehingga semua bisa saling bersinergi
Dialah yang menjadikan waktu untukmu berkumpul dengan mereka yang kau rindu
Atau mungkin inilah saat Ia sedang mendekap erat yang kau cinta
Erat sekali, bahkan kau dan orang-orang sekelilingmu tak dapat merasakannya

Sungguh cintaNya pada seorang yang kau cintai jauh diatas cintamu
SayangNya lebih dari sayang seorang kekasih pada belahan jiwanya
Kelak akan datang suatu masa saat kau, aku, atau mungkin siapapun tak lagi dapat merasakan itu

Untukmu yang kini sedang murung,
tersenyumlah
Hidupmu masih jauh lebih indah dari sekian juta insan lain di semesta
Jika menurutmu ini berat, ya memang berat
Tapi bagi tubuh lain yang kau tak tahu dimana, mungkin masa itu belum pernah ia rasa
Bahkan untuk sekedar menangis berdoa untuk yang dicinta

**********************************************************************************************

Tulisan khusus untuk seorang adik, kakak, sahabat, murid, guru yang saya banggakan.
Satu jiwa dengan begitu banyak posisi.
Kita sedang sama-sama menjalani peran di panggung yang Ia siapkan.
Kita sedang sama-sama belajar mendekat, mengenal dan setia pada Nya yang memang sudah seharusnya demikian.
Kita sedang sama-sama berjalan menuju Nya walaupun mungkin dengan wajah membelakang.
Semoga Ia menghimpunkan aku, kamu dan semua yang kita cinta di tempat terbaik di sisiNya, entah di dunia atau kelak di kehidupan yang lain, surga.

BT Lantai 10
05.03.13 – 14.38 WIB

 

Mimpi Anak Kecil

“Bernyanyilah dan terus tertawa, karena dunia tak seindah surga, bersyukurlah pada Yang Kuasa, cinta kita di dunia, selamanya” – Nidji (Laskar Pelangi)

Inilah cerita lucu ku bersama seorang kawan yang sudah aku kenal sejak lebih dari 5 tahun lalu. Kawan yang pernah membersamaiku dalam aktivitas-aktivitas sosial, juga kegiatan keagamaan dan budaya, yang tidak kalah penting saat mengarungi alam. Sebenarnya kawanku ini lebih muda dariku, tapi rasanya kurang tepat kalau aku menyebutnya adik karena memang secara ilmu dan pengalaman hidup, kami tidak jauh berbeda. Sama denganku, kawanku ini juga urang awak, berdarah minang asli, tulen.

Cerita lucu itu terjadi hari ini, 4 Maret 2013. Kisah ini kuabadikan di blog ini karena aku berjanji akan mengingatkannya kembali tentang hari ini jika suatu saat nanti masing-masing kami sudah punya keluarga.
Kelak, kami akan tinggal bertetangga dan saling bantu. Ceritanya, nanti kawanku ini akan punya pesawat helikopter pribadi dan dua bis ukuran besar dengan fasilitas serba lengkap yang biasa digunakan jika ingin jalan-jalan dengan rombongan keluarga besar. Katanya, kalau aku ingin meminjam pesawat, helikopter atau bis miliknya, tidak usah sewa atau bayar apapun, tinggal bilang, langsung bisa digunakan. Bahkan kami sepakat untuk membuat duplikat semua kunci rumah dan kendaraan sehingga keluargaku dan keluarganya nanti akan memiliki aset bersama.

Kalau kawanku ini kelak punya pesawat helikoter, aku ceritanya nanti akan punya kapal pesiar yang akan kami gunakan bersama dengan keluargaku dan keluarganya untuk mengarungi samudra. So sweet. Selain kapal pesiar, aku ceritanya juga punya beberapa city car yang bisa digunakan untuk mobilitas seharai-hari. Sama seperti yang aku jelaskan tadi, semua kendaraan ini akan dibuatkan kunci duplikatnya sehingga siapapun diantara keluarga kami bisa menggunakannya. Absurd sih, tapi aku fikir ini menarik juga. Satu hal lagi, masing-masing kami kelak akan punya keluarga besar, anak2 itu akan dijadikan putra putri yang sholeh dan sholehah, tidak cengeng, pandai menempatkan diri, supel, bermanfaat bagi banyak orang dan cerdas.

Saya dedikasikan tulisan ini untuk seorang sahabat baikku di negeri seberang, suatu hari nanti kita akan “ungkit” lagi pembicaraan hari ini. Sampai jumpa di masa depan

BT. Lantai 10
04.03.13 – 15.16 WIB

 

Minggu Pagi Kami Berbeda

Perempuan setengah baya itu masih terus berceloteh mengajari murid-muridnya tentang kaidah penciptaan manusia. Entah mengerti atau tidak, murid-murid yang kisaran usianya 4-12 tahun itu masih terus terlihat mendengarkan. Tidak ada yang tahu, apakah mereka benar-benar memperhatikan atau hanya basa-basi karena tidak enak (a.k.a takut) dengan sang guru -__-“.

Beginilah setiap hari Minggu pagi. Saat adzan subuh berkumandang, serombongan balita dan anak-anak berjalan malas sambil setengah tidur menuju masjid. Ada yang datang karena mengharapkan snack (makanan ringan) yang selalu dibagikan di akhir pertemuan, ada juga yang datang karena tidak mau diomeli orang tua, sebagian lagi datang karena ingin tampil membaca apa saja doa yang dihapalnya. Apapun alasannya, mereka luar biasa karena sanggup melawan nikmatnya tidur selepas subuh di udara sedingin ini.

Di kampung kami, didikan subuh (dds) menjadi tradisi yang selalu dijalankan dari generasi ke generasi. Entah kapan awal mulanya. Dari tahun ke tahun, kegiatan ini tidak pernah benar-benar kehilangan peminat. Kalaupun ada saat dimana pesertanya sepi, itu biasanya saat pergeseran generasi. Sebagian besar warga di kampung kami berfikiran bahwa didikan subuh hanya acara untuk balita dan anak-anak. Mereka yang sudah remaja atau merasa remaja enggan untuk bergabung. Begitulah. Saat generasi di kampung ini sedang di dominasi oleh usia remaja, dan balita, acara didikan subuh akan sepi.

Pagi itu, saya ikut bergabung dengan jamaah dds. Bahagia sekali karena sudah hampir 11 tahun saya tidak menjadi bagian dari kehangatan majelis ini. Kalau saya tidak salah ingat, terakhir saya jadi murid didikan subuh tahun 2001, saat masih duduk di kelas 1 SMP.  Majelis ini masih seperti dulu, masih dipenuhi oleh aura tulus guru dds, keinginan kuat dari peserta didik, doa dan dzikir yang terus dilantunkan ke angkasa memuji sang Pencipta.

Saya sadar betul begitu banyak manfaat yang saya peroleh dari dds, mulai dari hafalan ayat pendek, bacaan sholat, sifat-sifat wajib bagi Allah, nama-nama malaikat, sampai belajar menjadi MC di depan teman-teman sendiri.

Tapi, dds hari ini punya pesona berbeda. Tantangannya berbeda, mungkin karena zaman juga terus bergulir. Guru dds harus punya kharisma yang sangat kuat supaya anak-anak “tetap berminat” dds. Tidak hanya bersaing dengan segala tawaran tayangan TV, guru dds juga harus bisa lebih menarik dari segala jenis game yang saat ini sangat setia mendampingi anak-anak. Bahkan, saat dds berlangsung, ada anak yang sibuk menggambar logo club sepak bola. “ini city kak, kalo ini Milan, yang ini juve” jawab mereka bangga saat aku tanya apa saja isi buku catatan dds nya. -__-!

Yang tidak pernah berubah dari dulu sampai saat ini adalah fakta bahwa anak perempuan lebih mudah “diatur” daripada yang laki-laki.

Sejuta terimakasih untuk semua guruku =)

Tanpamu apa jadinya aku, tak bisa baca tulis, mengerti banyak hal, guruku terima kasih ku :*

 

 

untuk yang paling spesial :)

I know we will be best friends forever

No matter where we are

I know we will never FAR

 

When I Have had a bad day

I know that you are only a call away

When life takes that crazy turn

You are always there to help me learn

 

_Dedicated to my beloved friends 🙂