Awalnya kita bukan siapa-siapa
Aku tak mengenalmu
Pun kau tak kenal aku
Lalu masa menggiring kita
Se patah dua sapa mulai kita beri
Bagiku, kau adalah kawan
Ya, hanya kawan
Atau boleh ku labeli kau sebagai kawan baik?
Ah.. bukan, Kau lebih dari sekedar kawan baikku
Ya, lebih dari sekedar kawan baikku
Dengan kebijaksanaan dan perenungan panjang, aku menemukan kata sahabat
Entah ini pantas atau tidak untukmu
Aku tak tau
Akhirnya, kuputuskan menamaimu sahabat
Sebuah tingkat tertinggi untuk orang lain yang masuk ke hidupku
Ya, kau sahabatku
Pelan tapi pasti detik berganti
Hari-hari menari mengisi hati
Aku masih saja disini
Di ruang tanya tentang siapa dirimu untukku
Tak kunjung jawab ku raih
Bahkan hingga hari ini
Saat aku menuliskan ragu
Aku memutuskan bahwa kau adalah sahabatku
Ya, sahabatku dan akan selalu begitu
Itulah gumamku di hati
Entah hanya gumam atau aku sedang meyakinkan diri
Waktu menuntun kita pada hari-hari yang kian kritis
Kini, bagiku kau masih sahabatku
Tapi kupastikan bukan lagi sahabat seperti yang dulu kudefinisikan untukmu
Kini, kabar tentangmu adalah yang paling menarik untukku
Pertemuan denganmu adalah waktu yang paling aku tunggu
Aku tidak punya kata selain sahabat
Aku tidak kenal frasa selain sahabat
Tapi apa ini benar sahabat?
Lalu mengapa aku benci saat kau lebih dekat dengan yang lain melebihi ku?
Apa ini yang namanya cemburu?
Lalu mengapa aku cemburu?
Atau kau mungkin bukan lagi sahabatku?
Maafkan aku, tapi aku tak punya nama lagi untukmu
Masih saja kunamai engkau sahabatku
Sahabat yang mendidik ku cemburu
GA 165 PDG-CGK
37000 ft dpl
24.06.13